Kali ini saya juga tidak membahas mengenai kebidanan. Tapi saya membahas tentang Fitnah. Karena
banyak orang yang terkena hasutan fitnah tanpa membuktikan omongan itu,malah
asik menghina orang yang difitnah itu. Mereka tidak berpikir kalau hal itu terjadi pada diri mereka. Sadarlah perbuatan didunia ini akan dibalas diakhirat dan sepintar apapun orang yang memfitnah pasti ALLAH akan membuktikan. Biarpun kebusukan dan kejahatan kalian pintar untuk menutupinya :)
Fitnah,
kadang kita sering mendapat kabar dari orang lain tentang omongan jelek tentang
seseorang. Berhati-hatilah karena belum tentu itu benar dan bisa saja mereka
hanya memfitnah orang itu. Karena orang yang beraninya fitnah dibelakang dan
menyebarkan fitnah dibelakang itu termasuk perbuatan keji. Kadang ada orang
yang iri dan dengki dengan orang yang mempunyai harta lebih darinya makanya
memfitnah untuk menjatuhkan mereka.
Satu sikap yang merosakkan sesuatu
kebahagiaan umat Islam ialah 'suka membawa mulut', mereka-reka serta menambah
cerita buruk, malah melaga-lagakan orang sehingga kisah yang pendek menjadi
panjang.
Ia juga disebut menabur fitnah iaitu menceritakan
keburukan orang kepada individu tertentu dengan tujuan menimbulkan kebencian
dan permusuhan terhadapnya.
Firman ALLAH didalam Al-Qur’an
”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang
fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. al-Hujurat: 6)
Janganlah memata-matai saudaramu, dan janganlah kalian
menjelek-jelekkan satu sama lain. Apakah kamu ingin memakan daging mentah, bangkai saudaramu
yang sudah mati? Dan Allah tidak suka dengan hal itu. Laa yaghtab ba`dakum
ba`da. Jangan menjelek-jelekkan satu sama lain, jangan bicara buruk tentang
satu sama lain, karena dengan itu Allah akan menempatkan kalian di bawah
hukumanNya dan mengambil seluruh hasanat (kebaikanmu) dan memberikan kebaikan
amal ibadahmu kepada orang yang kalian dzalimi, dan mengambil keburukan
dosa-dosa orang yang kalian dzalimi dan diberikan kepadamu.
Memfitnah hukumannya lebih berat dari
ketidaktaatan. Fitnah akan menyebabkan hukuman yang lebih berat dari Allah. Allah
swt menghukum lebih berat orang yang membuat fitnah daripada orang yang membuat
dosa besar. Karena fitnah akan menciptakan kebingungan. Fitnah akan menciptakan
situasi dimana banyak orang akan terjatuh dalam dosa fitnah itu tanpa
mengetahui bahwa mereka telah jatuh kedalam perangkap setan, dan tidak ada
jalan keluar bagi orang yang membuat fitnah. Tidak ada pengampunan bagi orang
yang membuat fitnah. Itulah sebabnya Allah swt tidak suka dengan orang yang suka
memfitnah.
Fitnah, ketika seseorang membuat fitnah, setelah itu
terjadi maka orang percaya dan kemudian generasi baru yang datang, mereka pikir
itu adalah kenyataan dan kebenaran maka kemudian situasi yang tercipta menjadi
tidak ada yang berpikir bahwa cerita itu sebenarnya adalah fitnah. Jadi setelah
10-15 tahun orang-orang baru datang dan berpikir ini adalah realitas yang telah
ditetapkan sebagai kebenaran, atau seseorang yang menuduh, mereka menganggap
hal itu setelah beberapa waktu sebagai sebuah fakta kebenaran, tetapi pada
kenyataannya adalah berita bohong. Maka tidak ada jalan keluar untuk mereka
yang memfitnah, dan juga orang-orang yang menyebar fitnah, ini adalah Fatwaku,
dosa orang yang memfitnah lebih besar dari dosa orang yang melakukan dosa
besar.
Itulah sebabnya Allah swt ingin kita menjadi sadar,
dan itulah sebabnya Dia mengatakan dalam Al Qur'an: Jangan menjelek-jelekkan
satu sama lain. Lalu kalian akan menerima kutukan yang sama. Allah mengutuk
orang yang membawa fitnah itu menyebar. Maka akan lebih baik untuk tetap diam
di depan orang yang menyebar fitnah, karena Allah mengutuk orang yang membawa
fintah keluar, kalian menjadi seperti Iblis. Jadi jika kalian bukan dari
golongan Awliyaullah, dimana Allah swt berfirman: Awliya Allah, sesungguhnya
mereka tidak ada rasa takut tidak juga mereka bersedih hati. Maka janganlah
kalian terjatuh ke dalam fitnah.
Mengapa orang berkelahi satu sama lain? Karena fitnah dan
gibah. Mereka berkelahi karena seseorang memfitnah orang yang tidak bersalah,
sehingga mereka berkelahi.
perbuatan itu bukan hanya merugikan seorang
dua, malah menyebabkan hilangnya perasaan kasih sayang, hormat dan kepercayaan,
sehingga runtuh segala sendi kebahagiaan rumahtangga. Sikap seperti itu sangat
tercela. Ia satu daripada perbuatan dosa besar yang akan mendapat ancaman seksa
amat berat di hari pembalasan kelak.
Antara faktor yang menimbulkan fitnah ialah dorongan perasaan terhadap orang lain, ditambah kekurangan iman dan tiada kefahaman mengenai larangan dan kemurkaan Allah, malah hati dan jiwa seseorang yang kotor, lemah tahap pemikirannya dan sukar menerima kebenaran.
"Adapun orang yang berpenyakit dalam hati mereka, maka surah itu menambahkan kekotoran pada kekotoran yang sedia ada pada mereka dan mereka mati, sedang mereka berkeadaan kafir." (at-Taubah:125)
Faktor lain yang mendesak seseorang melakukan fitnah kepada saudaranya ialah kerana ingin mendapatkan kuasa, pengaruh serta kepercayaan orang terhadap diri, malah ingin menunjukkan dirinya seorang yang lebih baik daripada orang yang jadi mangsanya.
Antara faktor yang menimbulkan fitnah ialah dorongan perasaan terhadap orang lain, ditambah kekurangan iman dan tiada kefahaman mengenai larangan dan kemurkaan Allah, malah hati dan jiwa seseorang yang kotor, lemah tahap pemikirannya dan sukar menerima kebenaran.
"Adapun orang yang berpenyakit dalam hati mereka, maka surah itu menambahkan kekotoran pada kekotoran yang sedia ada pada mereka dan mereka mati, sedang mereka berkeadaan kafir." (at-Taubah:125)
Faktor lain yang mendesak seseorang melakukan fitnah kepada saudaranya ialah kerana ingin mendapatkan kuasa, pengaruh serta kepercayaan orang terhadap diri, malah ingin menunjukkan dirinya seorang yang lebih baik daripada orang yang jadi mangsanya.
Rasulullah s.a.w menegaskan, menyelidiki rahsia
dan memfitnah orang lain yang baik, termasuk ciri orang munafik yang mengaku
beriman dengan lidahnya, sedangkan hatinya benci. Mereka di hari kiamat akan
dibebani dengan dosa besar di depan Allah.
Dengan perkembangan teknologi, semakin mudah pula mengadakan berita palsu, fitnah dan segala celaan, dengan cepat tersebar ke seluruh ceruk rantau.
Bagi penyebar fitnah sepatutnya perlu bertanggungjawab atas apa yang ditulis, diucap dan disebar, bukannya menulis, bercakap dan menyebarkan berita mengikut sesedap hati tanpa di selidiki, kerana semua itu akan ditanya Allah.
"Dan janganlah kamu mengikut apa yang kamu tidak ketahui; sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan ditanya apa yang dilakukan." (al-Isra:36)
Orang yang menyebarkan fitnah nanti di dalam kubur akan disiksa oleh Allah. Perkara ini dapat dibuktikan melalui kisah yang diceritakan Rasulullah s.a.w.
Suatu ketika Rasulullah s.a.w melalui dua kubur lalu baginda bersabda, maksudnya: "Sesungguhnya penghuni dua kubur ini diseksa. Keduanya tidak diseksa kerana dosa besar.
Dengan perkembangan teknologi, semakin mudah pula mengadakan berita palsu, fitnah dan segala celaan, dengan cepat tersebar ke seluruh ceruk rantau.
Bagi penyebar fitnah sepatutnya perlu bertanggungjawab atas apa yang ditulis, diucap dan disebar, bukannya menulis, bercakap dan menyebarkan berita mengikut sesedap hati tanpa di selidiki, kerana semua itu akan ditanya Allah.
"Dan janganlah kamu mengikut apa yang kamu tidak ketahui; sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan ditanya apa yang dilakukan." (al-Isra:36)
Orang yang menyebarkan fitnah nanti di dalam kubur akan disiksa oleh Allah. Perkara ini dapat dibuktikan melalui kisah yang diceritakan Rasulullah s.a.w.
Suatu ketika Rasulullah s.a.w melalui dua kubur lalu baginda bersabda, maksudnya: "Sesungguhnya penghuni dua kubur ini diseksa. Keduanya tidak diseksa kerana dosa besar.
Allah tidak membenarkan
perkara keji, berita palsu ber kembang dalam masyarakat Islam, lebih-lebih lagi
jika ia membabitkan kehormatan dan maruah seseorang.
Orang yang suka mengadu domba tidak akan masuk syurga, sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud: "Tidak masuk syurga orang yang suka mengadu domba." Sebagai Muslim, sepatutnya masing-masing menghayati pengertian terhadap 'Islam' yang dianuti dan dijadikan cara hidup, iaitu kesejahteraan.
Agama kesejahteraan bukan hanya menjamin kesejahteraan kepada diri sendiri, malah ia juga memberikan kesejahteraan kepada orang lain, dengan tidak mengata terhadap saudara seagama, tidak menyakiti mereka dan tidak mencabuli hak mereka apatah lagi ahli keluarganya.
Perbuatan menabur fitnah sebenarnya lebih kejam daripada membunuh, kerana kesan kerosakannya lebih teruk. Jika dengan membunuh, walaupun ia tetap salah, tetapi mangsanya mungkin seorang, tetapi dengan fitnah mungkin mengakibatkan ramai orang dan kesannya berentetan se hingga bertahun-tahun.
Pada zaman nabi dulu pernah berlaku peristiwa fitnah, sebagaimana dialami isteri baginda, Saidatina Aisyah r.a. Beliau dituduh melakukan perbuatan keji dengan Safwan bin al-Ma'athal selepas perang umat Islam dengan Bani Mush thalaq pada tahun kelima hijrah. Akibat kejadian itu, lebih sebulan Aisyah sakit dan di asingkan Rasulullah sehingga turun ayat yang menegaskankesucianbeliau.
"Sesungguhnya orang yang membawa berita dusta itu golongan daripada kalangan kamu, jangan kamu menyangka berita itu buruk bagi kamu bahkan ia baik bagi kamu. Tiap-tiap seorang antara mereka akan beroleh hukuman sepadan dengan kesalahan dilakukannya itu, dan orang yang mengambil bahagian besar dalam menyiarkannya di antara mereka, akan beroleh seksa yangbesardiduniadandi akhirat.
Sesungguhnya orang yang suka menghebah tuduhan yang buruk di kalangan orang yang beriman, bagi mereka azab yang tidak terperi sakitnya di dunia dan di akhirat dan ingatlah Allah mengetahui segala perkara sedang kamu tidak mengetahui. "Dan kalaulah tidak kerana adanya limpah kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu, dan sesungguhnya Allah amat melimpah belas kasihan-Nya." (an-Nur: 11-20)
Melalui pembacaan artikel ini sudah cukup jelas kepada umat Islam, apabila menerima sesuatu berita hendaklah terlebih dulu diselidiki, lebih-lebih lagi berita yang menyentuh kehormatan se seorang, kerana mungkin dengan penyelidikan itu dapat mengetahui lebih jelas perkara terbabit, sama ada benar atau palsu.
Orang yang suka mengadu domba tidak akan masuk syurga, sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud: "Tidak masuk syurga orang yang suka mengadu domba." Sebagai Muslim, sepatutnya masing-masing menghayati pengertian terhadap 'Islam' yang dianuti dan dijadikan cara hidup, iaitu kesejahteraan.
Agama kesejahteraan bukan hanya menjamin kesejahteraan kepada diri sendiri, malah ia juga memberikan kesejahteraan kepada orang lain, dengan tidak mengata terhadap saudara seagama, tidak menyakiti mereka dan tidak mencabuli hak mereka apatah lagi ahli keluarganya.
Perbuatan menabur fitnah sebenarnya lebih kejam daripada membunuh, kerana kesan kerosakannya lebih teruk. Jika dengan membunuh, walaupun ia tetap salah, tetapi mangsanya mungkin seorang, tetapi dengan fitnah mungkin mengakibatkan ramai orang dan kesannya berentetan se hingga bertahun-tahun.
Pada zaman nabi dulu pernah berlaku peristiwa fitnah, sebagaimana dialami isteri baginda, Saidatina Aisyah r.a. Beliau dituduh melakukan perbuatan keji dengan Safwan bin al-Ma'athal selepas perang umat Islam dengan Bani Mush thalaq pada tahun kelima hijrah. Akibat kejadian itu, lebih sebulan Aisyah sakit dan di asingkan Rasulullah sehingga turun ayat yang menegaskankesucianbeliau.
"Sesungguhnya orang yang membawa berita dusta itu golongan daripada kalangan kamu, jangan kamu menyangka berita itu buruk bagi kamu bahkan ia baik bagi kamu. Tiap-tiap seorang antara mereka akan beroleh hukuman sepadan dengan kesalahan dilakukannya itu, dan orang yang mengambil bahagian besar dalam menyiarkannya di antara mereka, akan beroleh seksa yangbesardiduniadandi akhirat.
Sesungguhnya orang yang suka menghebah tuduhan yang buruk di kalangan orang yang beriman, bagi mereka azab yang tidak terperi sakitnya di dunia dan di akhirat dan ingatlah Allah mengetahui segala perkara sedang kamu tidak mengetahui. "Dan kalaulah tidak kerana adanya limpah kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu, dan sesungguhnya Allah amat melimpah belas kasihan-Nya." (an-Nur: 11-20)
Melalui pembacaan artikel ini sudah cukup jelas kepada umat Islam, apabila menerima sesuatu berita hendaklah terlebih dulu diselidiki, lebih-lebih lagi berita yang menyentuh kehormatan se seorang, kerana mungkin dengan penyelidikan itu dapat mengetahui lebih jelas perkara terbabit, sama ada benar atau palsu.
Baiklah dengan artikel fitnah ini, mudah-mudahan
bermanfaat :)
lagi merasa kena fitnah nih....
ReplyDeletegak tw knpa tmen q yang byasany baik ma q skrng jd mnjauh....apakah da seseorng yng telah mmbuat tmen q jd bnci ma q??? masih tnda besar diotak q...sedih dch...