“Melahirkan sangat berhubungan dengan peristiwa kehilangan darah atau perdarahan.
Dan perdarahan akibat proses melahirkan adalah merupakan suatu hal yang
sangat berpotensi berbahaya. Bahkan hingga saat ini perdarahan setelah
melahirkan atau perdarahan post partum merupakan penyebab terbanyak dari
kematian ibu di seluruh dunia, apalagi di Indonesia”
Untungnya, saat ini di Indonesia
perawatan bersalin lebih mudah diakses, sehingga perdarahan postpartum
yang terjadi tidak fatal. Tapi peristiwa perdarahan ini sangatlah sering
terjadi, terlepas dari di mana Anda melahirkan.
perdarahan post partum / perdarahan pasca persalinan adalah salah satu penyebab kematian ibu melahirkan. Tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan adalah karena perdarahan post partum / perdarahan pasca persalinan,hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan infeksi.
Perdarahan menempati prosentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%). Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari 10-60 %. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami pendarahan pasca persalinan, namun selanjutnya akan mengalami kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (WHO).
Perdarahan menempati prosentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%). Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari 10-60 %. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami pendarahan pasca persalinan, namun selanjutnya akan mengalami kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (WHO).
Definisi Perdarahan Post Partum
perdarahan post partum / perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan melebihi 500 ml yang terjadi setelah bayi lahir.
Kehilangan darah pasca persalinan seringkali diperhitungkan secara lebih rendah dengan perbedaan 30-50%. Kehilangan darah setelah perdarahan per vaginam rata-rata 500 ml, dengan 5% ibu mengalami perdarahan > 1000 ml. Sedangkan kehilangan darah pasca persalinan dengan bedah sesar rata-rata
1000 ml.
Perkembangan terkini, perdarahan pasca persalinan didefinisikan sebagai 10% penurunan hematokrit sejak masuk atau perdarahan yang memerlukan transfusi darah.
Kejadian Perdarahan Post Partum
Kejadian perdarahan post partum / perdarahan pasca persalinan
sekitar 10-15% (4% pasca persalinan per vaginam dan 6-8% pasca persalinan bedah sesar).
Nah penting bagi Anda untuk mengetahui tentang apa dan bagaimana mencegah terjadinya peredarahan postpartum.
Siapa yang paling berisiko mengalami perdarahan postpartum segera setelah melahirkan?
1. Wanita dengan hipertensi kehamilan yang diinduksi
2. Wanita yang mengalami Kala dua lama atau berkepanjangan
3. Wanita yang diinduksi atau di pacu persalinannya
4. Wanita yang bayinya di lahirkan melalui ekstraksi vakum
5. Wanita dengan bayi yang besar atau lebih besar dari usia kehamilannya
Alasan paling umum dari penyebab perdarahan postpartum adalah adanya"atonia uteri," atau kegagalan rahim untuk berkontraksi secara normal setelah kelahiran bayi / atau plasenta.
Kemungkinan penyebab atonia uteri meliputi:
- Rahim yang terlalu besar (karena kehamilan ganda, janin terlalu besar, cairan ketuban berlebih)
- Rahim yang terlalu lelah (akibat induksi / augmentasi atau persalinan lama, infeksi, penggunaan obat-rahim “tokolitik” yang digunakan untuk menghentikan persalinan atau persalinan prematur-seperti magnesium atau kalsium channel blockers)
- Rahim yang terhalang untuk berkontraksi (karena kelainan penanaman plasenta/perlengketan plasenta seperti plasenta akreta, atau kandung kemih penuh/ bengkak)
Penting sekali bagi kita untuk baik tenaga kesehatan maupun orang awam untuk mengetahui bahaimana caranya mencegah perdarahan post partum. Dan saat ini saya ingin berbagi tentang beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah perdarahan postpartum secara alami. Saya tidak dapat menjamin hal-hal ini akan bekerja, tapi saya yakin bahwa masing-masing dapat berkontribusi setidaknya untuk pencegahan.
1
. 1. Cegah Obesitas dan kurangi kadar kolesterol
Ada
beberapa bukti bahwa kadar kolesterol tinggi dapat mengganggu kemampuan
rahim untuk berkontraksi secara efisien. Demikian pula, obesitas dapat
menyebabkan kontraktilitas uterus melemah: Wanita gemuk yang
melahirkan normal per vaginam mengalami peningkatan risiko tahap pertama
/ kala I yang berkepanjangan saat persalinan dan kehilangan darah yang
berlebihan. Kontraksi Jaringan otot rahim dari wanita gemuk kurang kuat
dan frekuensi kontraksipun kurang efektif karena kadar Kalsium dalam tubuhnya lebih sedikit dibanding dengan wanita hamil yang berat badannya normal.
3 2. Optimalkan kadar kalsium dalam tubuh Anda
Rahim
(seperti semua otot) tidak bisa berkontraksi dengan baik dan benar
tanpa kalsium. Kalsium dan magnesium harus tetap berada dalam level yang
seimbang pada wanita hamil dan melahirkan. Terlalu sedikit magnesium
dapat menyebabkan persalinan prematur, tetapi ibu bersalin yang
mengalami pre eklamsia yang diberikan dosis magnesium yang tinggi
melalui intra vena dapat mengalami perdarahan postpartum yang berlebihan
jika mereka tidak diberikan kalsium untuk menetralkan efek santai pada
otot rahim akibat magnesium
Darah juga tidak dapat benar mengental (untuk mencegah kehilangan darah yang berlebihan) tanpa kalsium. Tampaknya sangat tepat untuk memastikan bahwa tubuh Anda memiliki
kalsium yang cukup, sebelum, selama dan sesudah melahirkan.Beberapa
sumber makanan yang mengandung tinggi kalsium adalah: yoghurt, biji
wijen, susu, bayam (dan sayuran berdaun berdaun hijau gelap lainnya),
dan keju, . Antasida bukan merupakan sumber kalsium yang baik karena mereka
menetralisir asam lambung yang diperlukan untuk penyerapan kalsium.
7 3. Menghindari tidur terlentang
Selama
ini menghindari tidur terlentang dianjurkan hanya pada saat masa
kehamilan (terutama trimester kedua dan ketiga) dan pada saat melahirkan
saja (posisi terlentang adalah posisi terburuk untuk bersalin). Ini
disebabkan karena pertimbangan “tergencet-nya” atau tertekannya pembuluh
darah besar yang kebetulan posisinya di tulang belakang. Dan bahkan
bukan hanya posisi terlentang yang kurang baik, ibu berbaring telentang tapi semi-duduk, dengan bayi pada perutnya.
.
Jika artikel ini bermanfaat silahkan beri +1 Google ya, karena +1 Anda sangat berarti sekali untuk situs kami ini. Terimakasih
No comments:
Post a Comment